”Persoalan sebetulnya bukan siapa yang mendahului, tetapi bagaimana semua pihak saling menghargai dalam proses kebersamaan sebagai suatu bangsa,” kata Sultan, Senin 7 Februari 2011. "Seharusnya siapapun dia, tidak boleh memaksakan kehendak dari salah satu pihak."
Menurut Sultan, Ahmadiyah juga ada di Yogyakarta. ”Tak ada masalah dengan Ahmadiyah jika semua pihak saling menghargai,” tandasnya.
Jaminan serupa juga disampaikan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia DIY KRT Ahmad Muhsin Kamaludiningrat. Muhsin meyakinkan kejadian Cikeusik tak akan menimpa warga Ahmadiyah di DIY. Sebab Ahmadiyah yang berkembang di wilayahnya adalah Ahmadiyah Lahore. Sementara di daerah lain, jelas dia, yang berkembang adalah Ahmadiyah Kodyan.
”Ahmadiyah Lahore sama dengan umat Islam lainnya, syahadatnya juga sama. Sehingga umat Islam non-Ahmadiyah cukup toleran,” kata Muhsin.
Menanggapi kejadian di Banten, Muhsin menilai hal itu tidak akan terjadi kalau pemerintah tegas. "Seharusnya pemerintah tegas melarang Ahmadiyah. Karena fatwa MUI menyatakan bahwa Ahmadiyah itu aliran sesat. Kenapa pemerintah sampai sekarang masih takut,” terangnya.
Monday, February 7, 2011
Sultan Jamin Ahmadiyah di Yogyakarta Aman
SENIN, 7 FEBRUARI 2011, 19:08 WIB
Ita Lismawati F. MalauVIVAnews - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, penganut Ahmadiyah di Yogyakarta tidak perlu takut kekerasan di Cikeusik, Pandeglang, Banten akan merembet ke Yogyakarta. Dalam bentrok di Cikeusik, tiga jemaah Ahmadiyah tewas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment