Ads 468x60px

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google
Wednesday, December 29, 2010

0
Media Malaysia: Laser Berawal di Senayan

Sinar laser juga muncul saat Indonesia menjamu Malaysia di penyisihan Grup A.

VIVAnews - Media Malaysia membantah suporter tuan rumah jadi pioner insiden sinar laser seperti saat menjamu Indonesia di final 1 Piala AFF di Stadion Bukit Jalil, Minggu 26 Desember 2010.
Insiden itu dianggap sebagai bentuk tindakan sportif dari suporter Malaysia. Hal serupa juga dikeluhkan kiper Vietnam di laga semifinal. Bantahan langsung dilontarkan My Metro.com.

Media itu menulis insiden sinar laser justru berawal saat Malaysia dijamu Indonesia di laga penyisihan Grup A di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Tulisan My Metro dikuatkan dengan foto kiper Malaysia, Mohammad Sharbinee Allawee Ramli yang juga terkena sinar laser dalam laga penyisihan grup.

Malaysia memang pernah bertemu dengan Indonesia di penyisihan Grup A Piala AFF 2010 di GBK. Saat itu, Malaysia tumbang dengan skor telak 5-1.

Bahkan, My Metro mengklaim sepanjang pertandingan, baik di babak pertama dan kedua sorotan sinar laser terus mengenai tim asuhan Rajagobal Khrisnasamy.

"Lalu timbul persoalan, wajarkah kalau hanya Malaysia yang mengawali penggunaan laser? Sedangkan di laga melawan Malaysia, Indonesia sudah 'mengajarkan' bagaimana menyalahgunakan alat itu," demikian tulis My Metro.
Atas insiden sinar laser ini, pihak Indonesia juga sudah melayangkan protes keras kepada AFF. Melalui Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), surat resmi sudah dilayangkan ke otoritas sepakbola ASEAN tersebut.
"Saya minta ini ditayangkan kembali proses pertandingan di sana. Memang tidak mempengaruhi hasil, tapi ini menjadi peringatan keras kepada Malaysia," kata Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid. (one)

Sunday, December 5, 2010

0
Regenerasi Pemain Muda Indonesia

Indonesia, Sekarang Atau Tidak Sama Sekali

VIVAnews - Tim nasional Indonesia malam nanti akan menjajal kekuatan Laos di ajang penyisihan Grup A Piala ASEAN Football Federation (AFF) 2010, Sabtu 4 November 2010. Pertandingan yang akan dimulai pukul 19.30 WIB ini ditunggu-tunggu oleh pecinta sepakbola nasional.
Harapan masyarakat Indonesia sedang tinggi, setelah muncul pemain-pemain baru, termasuk pemain naturalisasi. Selain itu, ekspektasi pecinta sepakbola Tanah Air besar setelah laga perdana Piala AFF 2010, timnas  berhasil menghempaskan Malaysia 5-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu 1 Desember 2010.
Di bawah arahan pelatih asal Austria, Alfred Riedl, timnas mampu menyuguhkan permainan menarik. Hal ini  menggugah kembali euforia yang sempat terbit di Piala Asia 2007. Saat itu, 90.000 penonton memadati stadion kebanggaan tanah air itu untuk mendukung Tim Merah Putih.

Penonton pada laga Indonesia vs Malaysia hanya sekitar 30.000. Tapi, mereka terdengar sangat bergemuruh dan terus memberikan dukungan. Semakin bergemuruh di tengah 'hujan' lima gol ke gawang Malaysia. Euforia dan ekspektasi baru menyertai langkah Tim Merah Putih.
Di ajang sepakbola tertinggi di kawasan ASEAN ini, prestasi Indonesia belum pernah juara. Prestasi tertinggi tiga kali menjadi finalis. Indonesia kalah dengan Thailand dan Singapura yang telah tiga kali menjadi juara. Terakhir, Vietnam menyodok dengan menjadi juara pada Piala AFF 2008. Indonesia pada laga dua tahun lalu hanya menjadi peringkat 4.

Regenerasi & Naturalisasi
Kini, Indonesia punya Alfred Riedl. Pria asal negeri komposer hebat Wolfgang Amadeus Mozart ini menjadi tumpuan untuk meracik strategi yang tepat bagi pasukan Merah Putih. ada yang  unik dari Riedl, yakni keengganannya untuk memuji kelebihan atau mencemooh para pemainnya.

“Kelebihan dan kekurangan pemain milik tim. Saya tak mau mengomentari satu pemain yang bermain bagus atau pemain lain yang tampil jelek,” kata Riedl.

Tampaknya, Riedl coba melindungi pemain dan membuat solid pasukannya. Pelatih 61 tahun ini juga punya agenda besar untuk tim yang diasuhnya.

Riedl merancang regenerasi di timnas dengan memainkan banyak pemain muda. Pemain berstatus 'kawakan' yang menjadi starter Riedl saat itu hanya kiper Markus Horison, Maman Abdurachman, Firman Utina dan Muhamad Ridwan.

Lebih dari setengah pemain timnas diisi muka-muka baru. Striker beken Bambang Pamungkas pencatat rekor gol terbanyak di timnas pun harus menerima status sebagai pemain cadangan. Muka-muka baru macam playmaker Ahmad Bustomi, bek dan sayap lincah Zulkifli Syukur serta Oktovianus Maniani benar-benar menyegarkan penampilan timnas.

Regenerasi ala Riedl didukung oleh usaha PSSI dan pemerintah melakukan naturalisasi. Langkah ini banyak dilakukan negara-negara lain. Di kawasan ASEAN, Singapura telah melakukannya kepada banyak pemain asal Eropa dan Afrika.
Indonesia memberikan paspor kepada Christian 'El Loco' Gonzales sejak 1 November 2010. El Loco telah lima tahun lebih bermukim, dan bermain di Indonesia serta berprestasi sangat bagus. Pemain asal Uruguay ini juga beristri orang Indonesia.

Meski tak muda lagi, 34 tahun, El Loco menyambut paspor Indonesianya dengan penampilan tak mengecewakan. Satu gol melawan Malaysia bukti pertanggungjawabannya kepada paspor hijau yang telah ditunggu bersama istrinya, Eva sejak lama.

Satu lagi terobosan Riedl yakni menduetkan El Loco dengan pemain keturunan Belanda, Irfan Haarys Bachdim. Irfan juga mencetak gol perdana bagi Indonesia dalam debutnya. Sejak saat itu, nama pemain 22 tahun kelahiran Amsterdam ini melambung.

Irfan yang pernah ditolak Persija Jakarta dan Persib Bandung itu kini menjelma menjadi bintang baru. Irfan pun masih menyikapinya dengan santun. “Gol saya tak lebih berarti dibanding kemenangan timnas,” katanya.

Penampilan Irfan yang tak kenal lelah di laga itu menjadi tandem bagi El Loco. Tampaknya, Riedl memilih kombinasi El Loco-Irfan dengan perhitungan matang. El Loco yang bertipe finisher sangat cocok dipasangkan dengan striker tipe pekerja macam Irfan. Satu lagi, kombinasi keduanya yang relatif baru, belum diantisipasi rival-rival Indonesia di ajang Piala AFF.
Ketika pemain muka-muka baru belum terdeteksi kemampuannya oleh para rival. Ketika ‘darah segar’ El Loco-Irfan Bachdim belum dikenali oleh musuh. Inilah saat terbaik mencetak prestasi dengan dukungan berlimpah publik saat Indonesia menjadi tuan rumah. Atau, tidak sama sekali.

0
Tiga Orang Terkaya Termuda

Tiga Termuda di Daftar Terkaya


Siapa saja orang-orang muda di daftar 40 terkaya majalah Forbes Indonesia? Ada dua orang yang masih berusia 30-an tahun, dan seorang berusia 41 tahun.
Sandiaga Uno - TempoDi posisi 20 ada Ciliandra Fangiono, 34 tahun, dengan kekayaan sebesar USD 1,1 miliar. Dia mengepalai First Resources yang mengelola 100 ribu hektar lahan minyak kelapa sawit di Sumatra dan Kalimantan. Bersama sejumlah saudaranya, Ciliandra menguasai 85 persen saham perusahaan itu. First Resources didirikan Martias, ayah Ciliandra, yang sejak 2003 tak banyak melibatkan diri di perusahaan itu.
Agus Lasmono Sudwikatmono, 39 tahun, memiliki kekayaan sebesar USD 845 juta. Dia adalah wakil presiden komisaris di Indika Energy, penambang batu bara. Agus adalah putra eksekutif papan atas dari grup Salim, Sudwikatmono--sepupu mantan presiden Soeharto.
Lalu ada Sandiaga Uno, 41 tahun. Ia tercatat berkekayaan USD 795 juta, hampir dua kali lipat tahun sebelumnya yang USD 400 juta. Ia ikut mendirikan Saratoga Capital bersama Edwin Soeryadjaya (di posisi 13 terkaya) pada 1998. Ia juga turut mengangkat Adaro Energy ke salah satu perusahaan penambang batu bara kedua terbesar di Indonesia. Tahun ini, ia sempat mencalonkan diri menjadi kepala Kamar Dagang Indonesia, tapi gagal.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Powered by Blogger.

Entri Populer

Search

 
News | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog